Putra pada hakekatnya adalah ia yang menyelamatkan atau menyebrangkan roh orang tua/leluhurnya dari neraka mencapai sorga.
Apakah semua anak dapat membahagiakan keluarganya? tentu tidak! karena kita sering melihat dan mendengar istilah anak durhaka, anak penghacur keluarga. Namun anak yang dimaksudkan dalam tujuan perkawinan Hindu adalah anak yang suputra yang senantiasa membahagiakan keluarganya.
Pentingnya berkeluarga untuk tujuan kebahagiaan dan penyelamatan dari neraka , juga dinyatakan dalam susastra Hindu. Dalam cerita Jaratkaru. Bahwa Jaratkaru yang melihat orang tua yang tergantung di bambu petung pangkalnya digigit tikus di pinggir jurang.
Karena tersentak hatinya barkatalah Jaratkaru :
aparan ta rahadyan sanghulun kabeh, ginatung ri petung sawulih, meh tikela deni panigit ing tikur, ikang jurang ri sornya tan kinawruhan jero nika. Ya tikangde larangeresi manah ninghuluh, moghawelas ahyun tumulunge kita.
(Apakah sebabnya tuanku sekalian bergantung dibuluh yang hampir putus oleh gigitan tikus, sedang di bawahnya jurang yang tiada terduga dalamnya? Perbuatan itulah yang menyebabkan hamba, kasihan hamba melihat, dan hamba akan menolong)
Menjawablah orang yang tergantung di buluh petung :
“kunang tapan pegat wangsa mami. Nahan ta mami n pegat sangkeng pitraloka, magantungan petungan sawulih, kangken tibeng narakaloka; tattwa nikang petung sawulih, hana wangsa mami sasiki, Jaratkaru ngaranya. Ndan moksa wih ta ya, mahyun luputeng sarwajanmabandhana, tatan pastry” (Adiparwa)
Artinya:
Karena keturunan kami terputus. Itulah sebabnya saja pisah dari dunia leluhur, bergantung di buluh petung ini, seakan-akan sudah masuk neraka. Ada seorang keturunan saya bernama Jaratkaru, ia moksa (pergi) untuk melepaskan ikatan kesengsaraan orang, ia tiada beristri.
Demikianlah pentingnya posisi spiritual dari seorang anak dalam keluarga Hindu, karena kelahiran anak yang suputra akan membahgiakan keluarganya dan membuka sorga setelah kematian leluhurnya.
Makanya, kalo sameton kanti pindah agama ulian cinta, ato apa lah! Apa buin pesu ling konsep ajaran ageman leluhur. Behh.. Durhaka kita manadi putra. Tan sah kita metu edan, sangsara ring kauripan. Sinah bungah, nging tan parasa. Mangkana pamastun ikang putra durhaka.
Suksma sampun simpang. 🙏🏻
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, asal yang positif dan membangun! Terima kasih ^_^ Sampunang ngraos kasar-kasar ring komentar ngih. Suksma.