Kita tau siapa diri kita. Kita adalah warih Pandé, kita adalah penerus tongkat estafet keturunan Warga Pandé. Apa yang membuat kita ragu mengaku bahwa kita warih Pandé? Kenapa masih ada yang malu mengaku dirinya Pandé?! Atau bahkan malu mencantumkan nama Pandé pada namanya dan nama anak-anaknya??
"Nunas antuk linggih?"
"Tiang kawula!"
Pandé ngaku kawula? Kenapa tidak spesifik mengaku, "Tiang Pandé!" Itu akan menjadi lebih kerén didengar dari pada mengatakan "tiang kawula". Terlihat kita bangga dengan warih Pandé yang diturunkan ke darah kita.
Pentingkah dengan kebanggan itu? Ya, penting! Karena apa? Karena di mana pun kamu berada tidak akan pernah sendiri. Di rauntauan, di pedesaan, di kota, di manapun! Karena di mana-mana ada warih Pandé. Dan perlu kita ingat bhisama Warga Pandé yang pertama, Warga Pandé adalah satu. Kita bersaudara, dan paling jauh hanya sampai sepupu dua kali. Warga Pandé sangat memegang teguh perinsip/bhisama ini. Jadi dengan kebanggan kita menggunakan nama Pandé, mengaku diri Pandé, kita tidak sendiri! Akan banyak saudaramu yang akan membantu, karena kita yakin dan tau, Pandé Manyama Besik.
Admin tidak jauh mencarikan contoh, karena admin merasakan sendiri, berkat nama Pandé, di tanah Celebes langsung punya banyak saudara. Dan berkat bantuan nyama Pandé di rantau, admin bisa menjalani kehidupan berupakara layak saudara Hindu di Bali. Jadi buat saudaraku Pandé yang masih malu-malu, perlihatkanlah dirimu..!!! Katakan "Tiang Nak Pandé!!!"