Minggu, 23 Agustus 2020
Ngayah Mareresik Ring Pasiraman Siganing
Senin, 29 Juli 2019
Karya Nyatur Pura Penataran Pande Tamanbali-Bupati Giri Prasta Nyarengin Ngarastiti Bakti
Rabu, 02 November 2016
Molen, Mantan Ketua Yowana Akan Melepas Masa Lajang
Senin, 18 Januari 2016
Ngayah Mareresik Di Pasiraman Siganing
Sabtu, 16 Januari 2016
Memberi Nama Anak Dengan Identitas Pande
Rabu, 13 Januari 2016
Pande Di Zaman Modern
Minggu, 09 Agustus 2015
HUT STD Yowana Paramarta, Sugi : Mendaki Gunung Batur
Santiana menyarankan agar pemuda membuat suatu kegiatan yang akan menjadi moment dan membekas menjadi memory yang indah. Hal ini tentu disambut dengan semangat oleh pengurus dan mulai muncul ide-ide kreatif, mlai mengadakan bazar, kompetisi volly ball, undian kupon berhadiah, jalan santai, music, tirtha yatra ke Nusa Penida, dan mendaki gunung.
Sugi Wirawan, ketua STD Yowana Paramartha sempat bingung karena banyaknya pilihan. Namun melihat kondisi pendanaan, maka diusahakan sebuah kegiatan yang sederhana, ada nilai kebersamaan dan murah.
"Kami sepakat untuk mendaki gunung Batur," tegas Sugi.
Ditanya terkait ulang tahun pemuda yang keberapa, Sugi malah tersenyum dibarengi canda pengurus yang lain.
"HUT pemuda kali ini sudah tidak muda lagi. Kenapa dibilang begitu? Karena sampai saat ini belum ada kepastian dari pengurus-pengurus terdahulu kapan terbentuk, dari sejak ayah saya masih muda, bliau gak tau kapan tanggalnya. Hanya diingat bulan Agustus 1974 oleh para senior. Karenanya kita sering rangkaikan dengan HUT RI," imbuhnya.
Jika dilihat tahunnya, berarti Yowana Paramarta Pande Tamanbali telah berumur 41 tahun.
Terkait jadwal kegiatan mendaki Gunung Batur akan dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus nanti. Para Anggota Sekaa Truna Daa Yowana Paramartha diharapkan berkumpul jam 3 sore di Wantilan Pura. (Jul)
Manyama Besik
Kita tau siapa diri kita. Kita adalah warih Pandé, kita adalah penerus tongkat estafet keturunan Warga Pandé. Apa yang membuat kita ragu mengaku bahwa kita warih Pandé? Kenapa masih ada yang malu mengaku dirinya Pandé?! Atau bahkan malu mencantumkan nama Pandé pada namanya dan nama anak-anaknya??
"Nunas antuk linggih?"
"Tiang kawula!"
Pandé ngaku kawula? Kenapa tidak spesifik mengaku, "Tiang Pandé!" Itu akan menjadi lebih kerén didengar dari pada mengatakan "tiang kawula". Terlihat kita bangga dengan warih Pandé yang diturunkan ke darah kita.
Pentingkah dengan kebanggan itu? Ya, penting! Karena apa? Karena di mana pun kamu berada tidak akan pernah sendiri. Di rauntauan, di pedesaan, di kota, di manapun! Karena di mana-mana ada warih Pandé. Dan perlu kita ingat bhisama Warga Pandé yang pertama, Warga Pandé adalah satu. Kita bersaudara, dan paling jauh hanya sampai sepupu dua kali. Warga Pandé sangat memegang teguh perinsip/bhisama ini. Jadi dengan kebanggan kita menggunakan nama Pandé, mengaku diri Pandé, kita tidak sendiri! Akan banyak saudaramu yang akan membantu, karena kita yakin dan tau, Pandé Manyama Besik.
Admin tidak jauh mencarikan contoh, karena admin merasakan sendiri, berkat nama Pandé, di tanah Celebes langsung punya banyak saudara. Dan berkat bantuan nyama Pandé di rantau, admin bisa menjalani kehidupan berupakara layak saudara Hindu di Bali. Jadi buat saudaraku Pandé yang masih malu-malu, perlihatkanlah dirimu..!!! Katakan "Tiang Nak Pandé!!!"