teks berjalan

Om Swastyastu, Selamat Hari Suci galungan dan Kuningan. Selamat datang di Blog Pande Tamanbali, segala informasi tentang Warga Pande Tamanbali ada di sini, mari berbagi bersama tentang sesana ke-Pande-an, jaga selalu persaudaraan kita agar menjadi suri tauladan, ingat selalu menjalankan bhisama dan terima kasih telah berkunjung. Om Santih, Santih, santih

Minggu, 09 Agustus 2015

HUT STD Yowana Paramarta, Sugi : Mendaki Gunung Batur

Tamanbali (PT) - Kebersamaan, kekompakan perlu dipupuk dengan cara saling keterbukaan, saling memahami satu sama lain, saling menghargai, dan saling membantu. Sebuah pesan dari mantan ketua Sekaa Truna Daa (STD) Yowana Paramartha Pande Tamanbali, Pandé Putu Santiana, terlontarkan ketika pertemuan terbatas pengurus STD menyambut HUT STD Yowana Paramarta (Sabtu, 8/8).

Santiana menyarankan agar pemuda membuat suatu kegiatan yang akan menjadi moment dan membekas menjadi memory yang indah. Hal ini tentu disambut dengan semangat oleh pengurus dan mulai muncul ide-ide kreatif, mlai mengadakan bazar, kompetisi volly ball, undian kupon berhadiah, jalan santai, music, tirtha yatra ke Nusa Penida, dan mendaki gunung.

Sugi Wirawan, ketua STD Yowana Paramartha sempat bingung karena banyaknya pilihan. Namun melihat kondisi pendanaan, maka diusahakan sebuah kegiatan yang sederhana, ada nilai kebersamaan dan murah.

"Kami sepakat untuk mendaki gunung Batur," tegas Sugi.

Ditanya terkait ulang tahun pemuda yang keberapa, Sugi malah tersenyum dibarengi canda pengurus yang lain.

"HUT pemuda kali ini sudah tidak muda lagi. Kenapa dibilang begitu? Karena sampai saat ini belum ada kepastian dari pengurus-pengurus terdahulu kapan terbentuk, dari sejak ayah saya masih muda, bliau gak tau kapan tanggalnya. Hanya diingat bulan Agustus 1974 oleh para senior. Karenanya kita sering rangkaikan dengan HUT RI," imbuhnya.

Jika dilihat tahunnya, berarti Yowana Paramarta Pande Tamanbali telah berumur 41 tahun.

Terkait jadwal kegiatan mendaki Gunung Batur akan dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus nanti. Para Anggota Sekaa Truna Daa Yowana Paramartha diharapkan berkumpul jam 3 sore di Wantilan Pura. (Jul)

Manyama Besik

Kita tau siapa diri kita. Kita adalah warih Pandé, kita adalah penerus tongkat estafet keturunan Warga Pandé. Apa yang membuat kita ragu mengaku bahwa kita warih Pandé? Kenapa masih ada yang malu mengaku dirinya Pandé?!  Atau bahkan malu mencantumkan nama Pandé pada namanya dan nama anak-anaknya??

"Nunas antuk linggih?"

"Tiang kawula!"

Pandé ngaku kawula? Kenapa tidak spesifik mengaku, "Tiang Pandé!" Itu akan menjadi lebih kerén didengar dari pada mengatakan "tiang kawula". Terlihat kita bangga dengan warih Pandé yang diturunkan ke darah kita.

Pentingkah dengan kebanggan itu? Ya, penting! Karena apa? Karena di mana pun kamu berada tidak akan pernah sendiri. Di rauntauan, di pedesaan, di kota, di manapun! Karena di mana-mana ada warih Pandé. Dan perlu kita ingat bhisama Warga Pandé yang pertama, Warga Pandé adalah satu. Kita bersaudara, dan paling jauh hanya sampai sepupu dua kali. Warga Pandé sangat memegang teguh perinsip/bhisama ini. Jadi dengan kebanggan kita menggunakan nama Pandé, mengaku diri Pandé, kita tidak sendiri! Akan banyak saudaramu yang akan membantu, karena kita yakin dan tau, Pandé Manyama Besik.

Admin tidak jauh mencarikan contoh, karena admin merasakan sendiri, berkat nama Pandé, di tanah Celebes langsung punya banyak saudara. Dan berkat bantuan nyama Pandé di rantau, admin bisa menjalani kehidupan berupakara layak saudara Hindu di Bali. Jadi buat saudaraku Pandé yang masih malu-malu, perlihatkanlah dirimu..!!! Katakan "Tiang Nak Pandé!!!"