teks berjalan

Om Swastyastu, Selamat Hari Suci galungan dan Kuningan. Selamat datang di Blog Pande Tamanbali, segala informasi tentang Warga Pande Tamanbali ada di sini, mari berbagi bersama tentang sesana ke-Pande-an, jaga selalu persaudaraan kita agar menjadi suri tauladan, ingat selalu menjalankan bhisama dan terima kasih telah berkunjung. Om Santih, Santih, santih

Selasa, 04 Desember 2012

Pasemetonan (Persaudaraan) Warga Pande

Bicara masalah pasemetonan Warga Pande, kita akan merujuk pada bhisama kelima, bhisama yang disampaikan Mpu Siwa Saguna Kepada Brahmna Dwala, di Pura Bukit Indrakila, sebagai berikut: "
"Mangkana kengeta, aja lali wruhakena wwang sanakta kabeh. Kita sadaya ajwa lupa ring kajaten, duk ring Yambhu dwipa turun ka Yawa dwipa, tan len Sira Mpu Brahma Wisesa kawitan sira Pande kang ana wayeng Bali-pulina. Kita mangke asanak ring Pande kabeh. Aywa ngucap ming telu, sadohe ming ro. Tan ana sor tan ana luhur, tunggal pwa witnis nguni, kadi anggan ing pang ning kayu-kayu mara jatin ira. Ana awah ana juga tan pawah. Kalingania mangkana juga kita asanak, tan dai angadol kadang. Aja amumpang laku, aywa arok ring wwang hina-laksana". 

Warga Pande Dilarang Menggunakan Tirtha Sulinggih Lain?

Larangan memakai tirtha sulinggih lainnya adalahh bhisama keempat, adalah bhisama Mpu Siwa Saguna kepada Brahmana Dwala mengenai larangan menggunakan tirtha dari sulinggih lainnya. Larangan ini sama sekali bukan didasari oleh niat merendahkan atau melecehkan sulinggih dari keturunan yang lain (bukan warga Pande). Tetapi menyangkut beberapa hal prinsip yang harus dipahami oleh warga Pande. Warga Pande sangat menghormati dan memuliakan setiap sulinggih dari warga/soroh apapun beliau berasal. Bhisama itu berbunyi: 
"yan kita angupakara sawa, aywa kita weh aminta tirtha ring brahmana panditha. Ngong anugraha kita riwekas, samangda kita tan kanarakan".
Terjemahan :
Kalau engkau mengupacarai mayat, jangan meminta tirtha dari brahmana Pandita, aku peringatkan engkau agar engkau tidak sengsara di kemudian hari.
Selanjutnya; 

Dadia Pande Di Kabupaten Bangli

Sameton Pande di mana pun berada, pada kesempatan kali ini kami ingin sharing tentang keberadaan Warga Pande di Kabupaten Bangli. Di mana saja ada Dadia Pande di Bangli? 


Berikut adalah dadia Pande di Bangli:
  1. Dadia Pande Di Tamanbali. 
  2. Dadia Pande Di Banjar Pule (Kota Bangli).
  3. Dadia Pande Di Banjar Pande (Kota Bangli).
  4. Dadia Pande Di Banjar Kawan (Kota Bangli).
  5. Dadia Pande Di Abuan, Susut.
  6. Dadia Pande Di Serokadan, Susut.
  7. Dadia Pande Di Sidembunut.
  8. Dadia Pande Di Manuk, Susut.
  9. Dadia Pande Di Tembuku.
  10. Dadia Pande Di Blantih, Kintamani.
  11. Dadia Pande Di Abang Suter, Kintamani.
  12. Dadia Pande Di Satra, Kintamani.
  13. Dadia Pande Di Abang Songan.
  14. Dadia Pande Dalem Balingkang, Kintamani.
Itulah beberapa Dadia Pande yang ada di Kabupaten Bangli, dan masih banyak lagi dadia Pande kecil yang lainnya yang belum kami sebutkan. Pande itu kecil, kecil-kecil tapi ada di mana-mana, setiap desa pasti ada saja banjar Pandenya. Bagi sameton yang ingin bersimakrama ke Bangli, bisa kunjungi kami di beberapa wilayah di atas, cukup dengan bertanya, "Sameton Pande deriki ring dija jerone ngih?" Sameton pasti langsung ditunjukkan rumah sameton Pande terdekat.  Ditunggu kunjungannya, terutama yang ingin simpang ke pondok kami di Tamanbali. Kami ada di Banjar Pande, Banjar Sidawa, Banjar Gaga, Banjar Teruna, Banjar Jelekungkang, Desa Tamanbali, Kec./Kab. Bangli. (jul)

Warga Pande Tidak Boleh Memakan Ikan Jeleg?

Sameton Pande pasti sudah banyak yang tau kalau warga Pande tidak dizinkan memakan daging ikan jeleg/deleg (ikan gabus). Tapi apakah setiap keluarga yang melarang keluarganya memakan be jeleg menjelaskan kenapa warih Pande tidak diperkenankan memakan ikan jeleg? Seperti kami sendiri, banyak yang orang tua kami yang sama seperti kami, "Nak keto pabesen lingsir-lingsire pidan, jeg tuutin da bana nglawan, nyanan kena pamastu!," begitulah orangtua sering mengatakan karena ketidak tahuannya dan kami pun mengikutinya. Namun di zaman sekarang, anak muda yang enerjik dan penuh rasa ingin tahu tak cukup diberikan jawaban "nak mula keto", mereka selalu ingin mencari jawaban atas segala pertanyaan di otaknya agar tidak selalu terkukung oleh dogma nak mula keto.

Lalu kenapa Warga Pande tidak boleh makan be jeleg? Sebenarnya larangan ini ada dalam salah satu bhisama Warga Pande yaitu pada larangan Asta Candala. Beginilah ceritanya :

Minggu, 18 November 2012

Asta Candala

Selain Ajaran Panca Bayu, yaitu ajaran tentang prana, apana, samana, Udana, dan Byana. Selain itu, kita harus melepaskan dan menjauhkan diri dari asta candala. Bhisama mengenai larangan atau pantangan atau perbuatan yang harus dihindari, yaitu perbuatan asta candhala adalah agar Warga Pande berhasil menjadi pemimpin manusia utama. Seperti dikatakan pada waktu dialog imajiner yang berlangsung di Pura Indrakila, Mpu Siwa Saguna berujar kepada Brahmana Dwala: 
"nghing yogya kita hangamong wwang uttama, tingalaken asta candhala, aywa rumaketing sariranta. Ndi ingaran asta candhala, prakyaksakna pangrengonta, nihan lwirnya : 1. amahat, ngaran manginum amdya, metu mawero; 2. amalanathing, ngaran maka balandhang jejuden; 3. anjagal, ngaran amati mati pasa, madwal daging mentah; 4. amande lemah, ngaran akarya payuk pane; 5. anyuledang, ananggap upah nebuk padi; 6. anapis, ngaran amangan sesaning wwang len; amurug papali ngaran 7. amangan klalatu; 8. iwak pinggul ngaran dedeleg (ikan gabus atau jeleg).

Sabtu, 17 November 2012

Tentang Ajaran Panca Bayu


Ajaran tentang Panca Bayu ini adalah salah satu bhisama yang patut dipatuhi oleh warih Pande, agar para Warga Pande memahami tentang ajaran panca bayu yg diajarkan oleh Empu Siwa Saguna kepada Brahmana Dwala pada pertemuan dan dialog di Indra Kila. Pada kesempatan yang baik ini kami sampaikan tentang Ajaran Panca Bayu tersebut.

Panca Bayu adalah ajaran yg sangat penting bagi mereka yg melakoni darma aji kepandean. Panca Bayu sangat penting bagi pengendalian diri untuk mengenal fungsi atau kekuatan anggota badan. Uraian Empu Siwa Saguna kepada Brahmana Dwala adalah sebagai berikut:

Jumat, 16 November 2012

Pura Penataran Pande Besakih (Linggih Ida Ratu Bagus Pande)

Bhisama Pertama 
1. Tentang Pura Besakih dan Pura Penataran Pande di Besakih

Bhisama pertama, berupa bhisama agar Warga Pande tidak lupa menyungsung Pura Besakih dan Pura Penataran Pande di Besakih. Bhisama ini dipesankan dengan tegas oleh Mpu Siwa Saguna kepada Brahmana Dwala di Pura Bukit Indrakila sebagai berikut : 
"Mangke hiyun ira turun ing Besaki. Didine ane Penataran Pande. Kita aywa lupa bakti ring kawitan ring Besakih".
(Sekarang kupesankan kepadamu, pergilah engkau ke Besakih. Disana ada Penataran Pande. Jangan lupa sujud bakti kepada kawitanmu di Besakih).

Jumat, 09 November 2012

Pura Penataran Pande Tamanbali

Dalam chatingan di beberapa jejaring sosial atau ketika kami bertemu sameton Pande terutama yang di luar Kabupaten Bangli, kami sering sekali ditanyai mereka, "Ohh.. sameton Pande juga? Wahh Pande Tamanbali ya..? Pura Pande Tamanbali itu di mana?," Nah ternyata banyak sameton yang belum tau di mana alamat atau lokasi Pura Penatarann Pande Tamanbali dan bahkan ada sameton yang mengaku kawitannya Pande Tamanbali tapi belum pernah tangkil karena terbentur tempat dan waktu jadi sering hanya nempil tirtha saja.

Baik melalui web ini, kami dari Yowana Paramartha Pande Tamanbali akan memberikan informasi tentang Pura Penataran Pande Tamanbali. Semoga informasi ini bisa memberikan sedikit gambaran lokasi dan keberadaan kami.